Selasa, 01 Juli 2014

FF should we get married_by Park Yu Mi



Author :
 Park Yu Mi ( @Whirlwind_s )
Main cast :
1. Kim Myung So
2. Park Nara ( OC )
3. Oh Sehun
4. Nakashita megu ( OC )
Genre
Romance , Sad , Life school
Rating
Teen








Author Pov
            Musim semi di tokyo terasa begitu menyenangkan. Apalagi bunga sakura yang tumbuh dan mekar begitu indah layaknya taman bunga. Warna – warni pemandangan yang menghiasi jalanan kota tokyo ibukota jepang  itu nampak indah dan menawan.  Di sudut jalan kota itu nampak seorang gadis yang duduk menyandar di bangku taman. Ia memandangi sekitarnya, menikmati tiap keindahan yang dilihat oleh matanya saat itu. Sesekali ia tersenyum melihat orang – orang yang berlalu lalang disana.  Matanya yang bulat bak boneka membuatnya tampak terlihat semakin cantik. rambut nya hitam bergelombang yang dibiarkan terurai begitu saja.  syal merahnya terbalut rapi di lehernya, menutupi bagian leher gadis itu.
          “ ah, lama sekali dia” keluhnya saat ia teringat kalau dia sedang menunggu temannya. ia melihat arloji yang menempel pada pergelangan tangannya. lalu mengambil ponsel nya dan mengetikkan beberapa kata untuk temannya itu.
          “ Park Na Ra “ teriak seseorang yang membuat gadis yang bernama Park Na Ra itu bangkit dari duduknya dan menoleh melihat orang yang ditunggunya dari tadi itu sudah datang.
          “ megu” ucap Na Ra. Ia kemudian berlari dan memeluk gadis yang baru datang itu, mereka nampaknya begitu merindukan satu sama lain.
Park Na Ra adalah gadis korea yang datang ke jepang karena liburan musim seminya, ia ingin menemui sahabat lamanya itu, Nakashita Megu. Sahabat yang menolongnya lima tahun yang lalu saat yu mi kesasar di sebuh pusat perbelanjaan di jepang.
          “ you’re so pretty Na Ra” ucap megu pada Na Ra yang tentu saja membuat Na Ra malu.
          “ arigato” balsanya ramah
          “ do you wanna see tokyo at afternoon ?” tanya megu yang dibalas dengan anggukan dari Na Ra.
          kedua gadis itu akhirnya berjalan – jalan mengitari kota tokyo dan terhenti di sebuah cafe,  melepas lelah karena sedari tadi mereka berkeliling dengan berjalan kaki.
          “ bagaimana korea ?” tanya megu kemudian meneguk secangkir ekspresso nya.
          “ nice. sesekali kau harus kesana megu, dan aku akan membawamu keliling korea ” balasnya
          Na Ra kemudian teringat sesuatu “ah, aku punya sesuatu untuk mu” ucapnya lalu membuka tas yang dibawanya tadi. Mengambil sebuah album dan memberikannya pada megu.
          “ aku sudah mendapatkan tanda tangannya untuk mu” sambungnya
          Megu lantas membuka album itu dan betapa terkejutnya dia melihat sesuatu yang begitu diidamkannya sedari dulu.
          Na Ra, ini benar – benar dia yang menandatanganinya ?”
          “yes, do you like it ?”
          “ yes, i like it very much. thank you Park Na Ra” ucap megu dengan memeluk album itu.
          Na Ra hanya tersenyum melihat temannya yang kegirangan saat itu. Ia  benar – benar senang bisa membalas kebaikan yu mi.

Na Ra pov*
          aku benar benar senang melihat teman ku ini ceria. akhirnya sekarang aku bisa membalas kebaikannya. album ini, tanda tangan ini matian – matian aku mendapatkannya untuk sahabatku. andai kalian tahu, sign ini aku dapatkan dengan menunggu artis itu di depan dorm nya. apalagi saat itu adalah musim dingin, betapa tersiksanya aku. mau apa lagi, aku sudah telat saat aku ingin mengikuti fansign. jadi aku lebih memilih menunggunya. meski  mungkin ini akan disebut sebagai pengunti ,tapi untung nya dia mau menandatangani album ini.
          aku masih mengamati megu yang sedang asyik dengan hadiah kecil itu. senyum nya terus terlukis manis diwajahnya. 2 tahun ini aku sudah merindukan sahabat penaku ini. sahabat yang kukenal karena dia telah menolongku saat tersesat dijepang dulu. Aku merasa megu adalah orang yang baik, ramah dan perhatian. andai saja kami bisa satu sekolah.
          “Na Ra, beberapa hari yang lalu aku juga punya kenalan orang korea. Dia tampan dan juga baik”
          “ Really ? siapa namanya megu ?” aku penasaran dengan apa yang dikatakannya.
          Drtttt...drttttt...drtttt
          kulihat ponsel ku bergetar. satu pesan dari eomma ku yang ternyata ia menyuruhku untuk segera pulang. Aishh, padahal aku masih ingin menghabiskan waktu ku bersama megu,
          “ megu, sorry. I must go home now”
          “ why ?” tanya nya heran saat melihatku terburu –buru
          “ my mom ask me to go home. Tomorrow i will meet you again” ucapku meyakinkannya
          “ok, i think it’s not to bad, be careful”.
aku hanya melambaikan tanganku lalu meninggalkannya yang masih duduk di cafe itu sendirian.




Na Ra apartment*
“eomma, waeyo ? kenapa kau menyuruhku pulang begitu cepat?” tanya ku heran saat melihat eomma yang tengah sibuk berlari – larian.
“ah, wasseo ! aku sudah mengemasi barang mu, kita akan kembali ke korea malam ini” tegasnya
Mwo ? korea ?  apa aku tak salah dengar sekarang ?
“Jinjja ?” ujarku memastikan dan dia hanya menganggukkan kepala tanda bahwa ia membenarkan kata – kataku.
“ oh my god. kenapa tiba – tiba harus ke korea lagi eomma ?”
Eomma menghentikan kegiatan berkemasnya dan mendekatiku. Memgang pundak ku dan menatapku lekat.
“ sahabat appa mu meninggal hari ini karena kecelakaan, jadi kita harus kembali chagi “ucapnya yang terdengar lembut.
Aku sudah pasrah sekarang. Ini terlihat begitu menyedihkan, jadi aku hanya menurut saja.
“arraseeo eomma” ucapku yang disambut dengan senyuman dari eomma.
“apa kalian sudah siap, kita harus menuju bandara sekarang!” ujar appa sambil membawa koperku keluar kamar.
“o, kajja” sambung eommaku yang ku ikuti dengan langkah keluar dari apartment ini dengan begitu berat.
sepertinya aku akan benar – benar merindukan jepang untuk sementara waktu.  
  Megu !
          Astaga, aku sudah berjanji untuk menemuinya besok. Eothokae ?
          Aku segera mengambil ponsel ku dan mengetik beberapa kata untuk megu.
         
         
          To : Meggu J
Megu, sebelumnya kau minta maaf padamu, tapi sepertinya besok kita tak bisa bertemu dengan mu. Aku pulang ke korea malam ini. Ada sesuatu yang mendadak. I’m really sorry

Someone pov*
          Mataku tak berkedip sekalipun saat ini. Jantung ku terasa dihujam ribuan pisau tajam yang membuatku harus meneteskan air mataku. Tubuhku kaku saat suara yang kudengar dari telepon mengatakan sesuatu yang mengejutkanku.
          Aboji....
          Aku masih tak bisa berfikir jernih sekarang ini. Semua terasa melayang – layang dikepalaku.  Bahkan telfon ku yang masih belum aku matikan masih terdengar jelas menyebut – nyebut namaku dan memanggilnya berulang ulang. Aku segera mengambil beberapa pakaian ku di lemari dan memasukkannya kedalam koper beserta barang – barang ku yang ada disini. Memakai jaket ku dan segera pergi dari ruangan ini hingga membuatnya terlihat sepi.

Park Na Ra pov*
          “ara, aku akan naik pesawat yang berikutnya saja kalau begitu. kalian duluan saja” ucapku pada eomma. 
          “ gwenchana ?” tanya nya padaku.
          “eo, nan gwencahan. eomma palli” tambahku. mereka pun berlalu meninggalkanku di bandara tokyo ini.
          “hul, tadi buru – buru sekarang aku yang ditinggal. Daebak !” umpatku, aku beranjak dan memilih untuk memesan tiket berikutnya. pandanganku tertuju pada seseorang yang sedang mencoba mendahului antrian tiket. nampak nya ia begitu terburu buru hingga ia mncoba menerobos para antrian.
          “agasshi, satu tiket tujuan seoul , korea. Is it right ?”
          suara itu membuat ku terkejut dan beralih dari pandanganku.
          “eo, sorry, that’s wrong.. i want two ticket “ucapku lalu kembali melihat namja tadi yang sedang diamankan security.
          Petugas didepanku ini lalu menyerahkan dua tiket pesawat menuju korea ini dan aku pun bergegas pergi.

Author Pov*
          Namja itu masih mencoba memaksa untuk pergi dari tahanan para security di bandara itu. nampak nya ia sudah kesal dan tak sabar pergi dari sana. tiba – tiba saja seorang gadis datang dan meminta agar melepaskan namja tadi. akhirnya para security itu melepaskannya.
          “ Thank you” ucap namja itu pada  Na Ra.
          “ arraseo aku tahu kau orang korea. Igo !” ucap Na Ra lalu menyerahkan sebuah lembaran kecil.
          “ ige mwo ya ?”tanya namja itu terheran.
          “ kau terlihat terburu – buru , jadi aku beli dua sekalian “ ucap Na Ra.
          namja itu kemudian mengambil tiket itu. “ gomawo, kau sudah menolongku dua kali, ” ucap namja dingin lalu pergi.
          “ hul, dingin sekali orang itu ? apa dia tak punya sopan santun” keluh Na Ra. ia mengabaikan kata – katanya itu lalu pergi.

At Korea
          Warna hitam dan juga berbagai karangan bunga menghiasi rumah megah itu. beribu – ribu orang datang berjubel disana. bukan sebuah pesta, melainkan itu adalah upacara pemakaman seseorang
          Nampak disana seorang wanita paruh baya mengangis lemas melihat foto yang terpajang didepan wajahnya itu. disampingnya duduk wanita yang juga seusianya sedang mencoba menghibur wanita disebelahnya itu.
          “ Kim wu ri, gemane ! biarkan dia tenang sekarang” ucap wanita itu sembari mengelus rambut sahabatnya itu.
          “ ye seol ah, kenapa dia pergi secepat ini , dia bahkan belum sempat bertemu anaknya yang akan pulang dua tahun ini.. bagaimana dengan myung so” isak wanita dengan tangisan yang masih menghiasi kata – katanya.
          Suasana begitu menyedihkan. Orang yang datang dan pergi hanya untuk mengatakan duka citanya tak pernah membuat mata wanit ayang bernama jung wu ri itu kokh, Ia terus menatap foto suami nya dengan sedih, perasaan duka yang benar – benar tak bisa diungkapkan dengan kata – kata.
          “ eomma”  
          “myung so “ ucap wanita itu lemah yang melihat anak laki – lakinya munul di hadapannya.
          Raut wajahnya begitu menyedihkan. Ia berjalan pelan dan memberikan penghormatan terakhirnya untuk ayah nya itu. mengusap air matanya yang terus saja mengalir di pipinya.
          “mianhae appa… cheongmal minahae” isak namja yang bernama myung so itu. ia terus menangis melihat appa nya benar – benar sudah pergi. Pergi untuk selamanya. Meninggalkan dia dan eommanya tinngal sendirian.
          Namja itu merasa menyesal pada appanya. Apalagi saat ia memilih untuk pindah sekolah ke jepang hanya karena ia tidak sependapat dengan ayahnya yang ingin menjodohkannya itu. Dan hari itu sudah menjadi pertemuan myung so dengan aapanya. Ayah yang dicintainya , ayah yang ia benci hanya karena permintaannya yang membuat myung so kesal. Ayah yang membuatnya menyesali semua perbuatannya.
          Andai kata waktu saat itu bisa kembali, ia lebih memilih untuk menuruti semua permintaan ayahnya itu. Myung so menyesal selama ini selalu memaksakan kehendaknya sendiri. Hingga pilihan itu membuatnya menyesal dan terluka karena dirinya sendiri.


Park Na Ra house
          Na Ra terus diam dan mendengarkan semua ocehan dari eommanya itu. Ia sendiri merasa bersalah karena tidak datang ke pemakaman sahabat appanya itu. Alasannya karena taksi yang ia tumpangi mogok di jalan yang sepi.
          “eomma jinja ! mana pernah aku bohong untuk hal seperti ini !” ucapnya mengeluh karena eommanya terus mennyalahkan dia karena tidak datang ke pemakaman.
          “mianhae, cheonngmal mianhae !” ucapnya sekali lagi meyakinkan eommanya itu.
          “arrasseo ! tapi lain kali jangan pernah mengulangi hal yang sama Na Ra!” tegas eommanya.
          Na Ra hanya membalas sebuah anggukan kepala tanda ia menyutujui perkataan eommanya itu.
          “ dan ada satu hal yang eomma harus beritahukan padamu “
          Yeoja itu mengerutkan keningnya dengan raut wajah terheran – heran.
          Eommanya pun duduk di samping Na Ra dan melanjutkan kata – katanya
 “Na Ra, kau tahu Kim Jong suk ahjussi kan, sahabat ayahmu yang meninggal tadi?”
          “eo ! waeyo ?”
          “ jauh sebelum dia meninggal, dia dan appamu sudah punya perjanjian penting “
          Promise ? Na Ra merasa penasaran dengan apa yang di katakana eommanya itu.
          “ waktu kau kelas satu sma, appa mu sudah membicarakan perjodohanmu dengan  anak mereka ! dan itu sudah menjadi amanat sekarang!” jelasnya pelan.
          Mata Na Ra seketika membulat, penuh laksana bola basket yang benar – benar bulat sepurna. “ eomma, jinnja ? kau tidak sedang bercanda dengan ku kan ?” tanya Na Ra sambil menahan tawanya karena tak percaya dengan perkataan eommanya itu.
          “ itu benar Na Ra, appa sudah membicarkannya dengan eomma mu. Dan itu adalah permintaan terakhir jong suk sebelum ia meninggal” jelas appa Na Ra “ dan appa rasa itu adalah sebuah janji yang harus di tepati. Sebuah penghormatan untuknya meski ia sudah meninggal!”
          “mwo ? andwe ! aku tak pernah menyukai perjodohan ini eomma ! SHIREO! “ bantah Na Ra dengan keras.
          “Na Ra aa ~.. kita tak bisa membatalkan itu, kau tahu kan itu janji sebelum ia meninggal. Mana mungkin bisa membatalan perjanjian dengan orang yang sudah meninggal !” tegas eommanya.      
          Dada Na Ra sesak . bagaimana mungkin orang tuanya membuat perjanjian konyol yang tak pernah ia ketahui dan yang tak ia inginkan. Apalagi tentang perjodohan untuknya. Ia benar – benar kecewa.
          “eomma !” teriak Na Ra. ia benar – benar menangis saat itu. apa yang harus ia lakukan. Masa depannya sudah ditentukan oleh kedua orang tuanya.
          “Na Ra kau tahu kan appa dan eomma mu tak pernah menuntut apa – apa dari mu sejak kecil ? sekarang, kami hanya ingin kau menuruti permintaan kami sekali ini. Hanya untuk ini “ pinta appanya.
          Na Ra masih terdiam dalam tangisannya. Ia tak bisa berkata – kata lagi saat itu. apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya menang benar. Selama ini Na Ra selalu manja pada kedua orang tuanya itu. dan mereka sekalipun tak pernah menuntut apa – apa dari Na Ra . Apa salah jika sekarang mereka menginginkan suatu hal yang harus dilakukan Na Ra untuk mereka. Tapi kenapa harus perjodohan?
          Tak kuasa menahan kesedihannya. Na Ra berlari menuju kamarnya dan menguncinya rapat. Menumpahkan semua kesedihannya saat itu.
          “eotthokae “ ucap yeoja itu dalam tangisannya.

Myung so pov
          Aku tak pernah menyangka hal seperti akan terjadi. Meskipun aku sering membantah apa yang dikatakan appa ku, tapi aku tak pernah menginginkan hal ini. sekarang, hanya tertinggal penyesalan dalam hatiku. Penyesalan yang tak mungkin akan hilang begitu saja.
          Perjodohan ?
          Apa aku harus menerima perjodohan itu?
          Apa dengan itu aku bisa memperbaiki kesalahan ku?
          Apa sekarang giliranku membahagiakan eommaku ?
         
          Fikiranku begitu kacau saat ini. kalau aku mengikuti perjodohan ini, eomma pasti akan merasa lega karena melihat aku sudah berubah. Tapi , bagaimana dengan perasaan ku sendiri ?
Aku sudah punya seseorang yang kucintai. Wanita yang ku temui di jepang beberapa wakttu yang lalu. Seorang yeoja yang lemah lembut, perhatian dan penuh kasih sayang. Ia begitu peduli dengan orang lain.
Andai appa ku masih hidup, dia pasti akan menyukai gadis itu.
Mianhae appa . . . .

Na Ra pov*
          Kutatap wajahku di cermin. Nampak bayangan ku berdiri tepat di hadapanku. Balutan gaun putih yang kukenakan membuatku harus bertingkah lembut malam ini.
          “Na Ra a~.. palli..”
          Suara itu laksana perintah untukku. Perintah untuk segera turun, perintah untuk segera mengikuti satu permintaan untuknya, perintah untuk mengikuti perjodohan yang tak ku suka. God, help me !
          Akhirnya, dengan langkah gontai aku berjalan keluar. Malam ini aku butuh kekuatan. Aku merasa kehidupan ku berikutnya akan terasa suram. Layaknya merpati yang terkurung dalam sangkar milik majikannya.
          “Na Ra a, yeppo !” tukas eomma ku.
          Aku tetap tak menjawab pujian eomma. Pujian yang terasa getir Karena aku tahu keinginan tersembunyi eommaku. Ia selama ini memang tak pernah meminta apapun dariku, tapi haruskah ia meminta masa depanku, meminta kehidupanku, sungguh, ini terasa tak begitu adil.
Akan jadi apa aku nanti ?
          “ gomawo”
          “ kajja ! kita berangkat sekarang saja” ucapnya sambil menggandeng tanganku.
          Diperjalanan, eomma terus saja menceritakan tentang namja yang tak ku kenal itu. terlintas dalam benakku ingin tahu seperti apakah namja yang diceritakan eomma sehingga ia begitu ingin menjodohkan ku dengannya. Aku hanya terdiam mendengar ucapan eomma.



Author pov*
          Jas biru yang myung so kenakan malam itu emmbuatnya nya terlihat maskulin dengan sapu tangan merah yang tersampir di saku jasnya. Ia terlihat bak pria dewasa ala eropa yang hendak mengikuti perjamuan makan besar. Wajah tampan nya tak bisa disembunyikan begitu saja. Myung so memang selalu terlihat tampan, bahkan dengan pakaian sesederhana apapun ia akan terlihat mempesona. Meskipun sebenarnya ia tak tertarik dengan perjodohan itu,tapi setidaknya ia tak memepermalukan eommanya untuk menjadi lebih buruk lagi.
          “ myung so, kau pasti terkejut”
          “ waeyo ?” tanya nya
          Senyum manis terlintas di wajah Nyonya Kim “ kau tahu, anak teman eomma begitu cantik. Ia gadis yang baik. Tak salah jika appa mu melilihnya untuk menjadi calon istrimu” balasnya.
          Myung so tersenyum meskipun ia terasa berat melakukan itu semua. Aupalagi setelah kepergian appanya yang begitu tiba – tiba.
          “ Wu Ri ah “ teriak seorang yeoja yang seumuran dengannya.
          “ oh, wasseo ! “ balas nyonya kim setelah tahu kalau itu adalah sahabatnya ye sol dan suaminya.
          Mereka lantas menghampiri wu ri dan myung so.
          “ mian, aku telat wu ri. Jalanan mulai macet”
          “ dwaesseo. Kami juga belum lama disini” balas nyonya kim “ geunde.. diamana Park Na Ra? apa ia tak datang” tanya nya lagi saat ia tak melihat wajah Na Ra.
          “ ah, dia bilang dia ke kamar mandi dulu”
          “ mungkin dia sedikit gugup untuk bertemu calon suaminya” sela tuan kim
          “ ah.. mungkin saja ! myung so, kau terlihat tampan sekali malam ini”
          “ ne, gomawo ahjumma” sapa myung so dengan lembut.

Balkon hotel
          Eothokae ? apa aku siap dengan semua ini ?
          Aku sungguh masih belum sanggup “
         
Na Ra terus saja mengoceh dalam hatinya. Batinnya masih tak ihklas ntuk menerima kenyataan itu. akhirnya ia berjalan keluar dan mencari eommanya.
          Ia melihat eommanya sedang duduk tesenyum bahagia dengan orang – orang yang ada di sana. “michige” umpat Na Ra
          “ eo ! Na Ra ah, wasseo ?” tanya eomanya saat ia tahu anaknya sudah di sana
          “ ne eomma” sahutnya datar dan langsung duduk di samping eommanya. Ia melihat namja yangs eumuran dengannya saat itu masih menundukkan wajahnya tanpa melihat kedatangannya. Cih, apa dia juga tak menerima perjodohan ini? batin yu mi
          “ Na Ra , kenalkan .. dia myung so” ucap nyonya kim pada Na Ra.
          “a.. a .. annyeong” sapa Na Ra dengan sedikit kaku. Seketika namja itu mengangkat wajahnya dan terkejut begitu melihat yeoja yang akan di kenalkan padanya itu. Mereka terkejut satu sama lain.
          SESANGE !
          Apa dunia sudah sesempit ini ???

*To Be Continued*
Mian ya, itu FF pertama saya yang pake chapter. Cast nya asal – asalan.  Iseng – iseng aja bikin ini pas lagi gila – gilanya sama myung so. Happy Reading J
Mian kalau jelek. Coment juseyo .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar