Author :
Park Yu Mi ( @Whirlwind_s )
Main cast :
1. Kim
Myung So
2.
Park Nara ( OC )
3. Oh
Sehun
4.
Nakashita megu ( OC )
Genre
Romance
, Sad , Life school
Rating
Teen
Author Pov
Musim semi
di tokyo terasa begitu menyenangkan. Apalagi bunga sakura yang tumbuh dan mekar
begitu indah layaknya taman bunga. Warna – warni pemandangan yang
menghiasi jalanan kota tokyo ibukota jepang
itu nampak indah dan menawan. Di
sudut jalan kota itu nampak seorang gadis yang duduk menyandar di bangku taman.
Ia memandangi sekitarnya, menikmati tiap keindahan yang dilihat oleh matanya
saat itu. Sesekali ia tersenyum melihat orang – orang
yang berlalu lalang disana. Matanya
yang bulat bak boneka membuatnya tampak terlihat semakin cantik. rambut nya
hitam bergelombang yang dibiarkan terurai begitu saja. syal merahnya terbalut rapi di lehernya,
menutupi bagian leher gadis itu.
“ ah, lama sekali dia” keluhnya saat
ia teringat kalau dia sedang menunggu temannya. ia melihat arloji yang menempel
pada pergelangan tangannya. lalu mengambil ponsel nya dan mengetikkan beberapa
kata untuk temannya itu.
“ Park Na Ra “ teriak seseorang yang membuat
gadis yang bernama Park Na Ra itu bangkit dari duduknya dan
menoleh melihat orang yang ditunggunya dari tadi itu sudah datang.
“ megu” ucap Na Ra. Ia kemudian
berlari dan memeluk gadis yang baru datang itu, mereka nampaknya begitu merindukan
satu sama lain.
Park Na Ra adalah
gadis korea yang datang ke jepang karena liburan musim seminya, ia ingin
menemui sahabat lamanya itu, Nakashita Megu. Sahabat
yang menolongnya lima tahun yang lalu saat yu mi kesasar di sebuh pusat
perbelanjaan di jepang.
“ you’re so pretty Na Ra” ucap
megu pada Na Ra yang tentu saja membuat Na Ra malu.
“ arigato” balsanya ramah
“ do you wanna see tokyo at afternoon
?” tanya megu yang dibalas dengan anggukan dari Na Ra.
kedua gadis itu akhirnya berjalan – jalan
mengitari kota tokyo dan terhenti di sebuah cafe, melepas lelah karena sedari tadi mereka
berkeliling dengan berjalan kaki.
“ bagaimana korea ?” tanya
megu kemudian meneguk secangkir ekspresso nya.
“ nice. sesekali kau harus kesana
megu, dan aku akan membawamu keliling korea ” balasnya
Na Ra kemudian teringat sesuatu “ah,
aku punya sesuatu untuk mu” ucapnya lalu membuka tas yang dibawanya tadi. Mengambil
sebuah album dan memberikannya pada megu.
“ aku sudah mendapatkan tanda
tangannya untuk mu” sambungnya
Megu lantas membuka album itu dan
betapa terkejutnya dia melihat sesuatu yang begitu diidamkannya sedari dulu.
“Na Ra, ini benar – benar dia yang
menandatanganinya ?”
“yes, do you like it ?”
“ yes, i like it very much. thank you Park
Na Ra” ucap megu dengan memeluk album itu.
Na Ra hanya tersenyum melihat
temannya yang kegirangan saat itu. Ia benar – benar senang bisa membalas kebaikan yu
mi.
Na Ra pov*
aku benar benar senang melihat teman
ku ini ceria. akhirnya sekarang aku bisa membalas kebaikannya. album ini, tanda
tangan ini matian – matian aku mendapatkannya untuk sahabatku. andai kalian
tahu, sign ini aku dapatkan dengan menunggu artis itu di depan dorm nya.
apalagi saat itu adalah musim dingin, betapa tersiksanya aku. mau apa lagi, aku
sudah telat saat aku ingin mengikuti fansign. jadi aku lebih memilih menunggunya.
meski mungkin ini akan disebut sebagai
pengunti ,tapi untung nya dia mau menandatangani album ini.
aku masih mengamati megu yang sedang
asyik dengan hadiah kecil itu. senyum nya terus terlukis manis diwajahnya. 2
tahun ini aku sudah merindukan sahabat penaku ini. sahabat yang kukenal karena
dia telah menolongku saat tersesat dijepang dulu. Aku merasa megu adalah orang
yang baik, ramah dan perhatian. andai saja kami bisa satu sekolah.
“Na Ra, beberapa hari yang lalu aku juga punya kenalan
orang korea. Dia tampan dan juga baik”
“ Really ? siapa namanya megu ?” aku penasaran dengan apa
yang dikatakannya.
Drtttt...drttttt...drtttt
kulihat ponsel ku bergetar. satu pesan
dari eomma ku yang ternyata ia menyuruhku untuk segera pulang. Aishh, padahal
aku masih ingin menghabiskan waktu ku bersama megu,
“ megu, sorry. I must
go home now”
“ why ?” tanya nya heran saat
melihatku terburu –buru
“ my mom ask me to go home. Tomorrow i
will meet you again” ucapku meyakinkannya
“ok, i think it’s not to bad, be
careful”.
aku hanya melambaikan tanganku lalu meninggalkannya yang masih
duduk di cafe itu sendirian.
Na Ra apartment*
“eomma, waeyo ? kenapa kau menyuruhku pulang begitu
cepat?” tanya ku heran saat melihat eomma yang tengah sibuk berlari – larian.
“ah, wasseo ! aku sudah mengemasi barang mu, kita akan
kembali ke korea malam ini” tegasnya
Mwo ? korea ? apa aku tak salah dengar sekarang ?
“Jinjja ?” ujarku memastikan dan dia hanya menganggukkan
kepala tanda bahwa ia membenarkan kata – kataku.
“ oh my god. kenapa tiba – tiba harus ke korea lagi eomma ?”
Eomma menghentikan kegiatan berkemasnya dan mendekatiku. Memgang pundak ku dan menatapku lekat.
“ sahabat appa mu meninggal hari ini karena kecelakaan, jadi kita
harus kembali chagi “ucapnya yang terdengar lembut.
Aku sudah pasrah sekarang. Ini
terlihat begitu menyedihkan, jadi aku hanya menurut saja.
“arraseeo eomma” ucapku yang disambut dengan senyuman
dari eomma.
“apa kalian sudah siap, kita harus menuju bandara
sekarang!” ujar appa sambil membawa koperku keluar kamar.
“o, kajja” sambung eommaku yang ku ikuti dengan langkah
keluar dari apartment ini dengan begitu berat.
sepertinya aku akan benar – benar merindukan jepang untuk
sementara waktu.
Megu !
Astaga, aku sudah berjanji untuk menemuinya besok. Eothokae
?
Aku segera mengambil ponsel ku dan mengetik beberapa kata
untuk megu.
To : Meggu J
Megu, sebelumnya kau minta maaf
padamu, tapi sepertinya besok kita tak bisa bertemu dengan mu. Aku pulang ke
korea malam ini. Ada sesuatu yang mendadak. I’m really sorry
Someone
pov*
Mataku tak berkedip sekalipun saat
ini. Jantung ku terasa dihujam ribuan pisau tajam yang membuatku harus
meneteskan air mataku. Tubuhku kaku saat suara yang kudengar dari
telepon mengatakan sesuatu yang mengejutkanku.
Aboji....
Aku masih tak bisa berfikir jernih
sekarang ini. Semua terasa melayang – layang dikepalaku. Bahkan telfon ku yang masih belum aku matikan
masih terdengar jelas menyebut – nyebut namaku dan memanggilnya berulang ulang.
Aku segera mengambil beberapa pakaian ku di lemari dan memasukkannya kedalam
koper beserta barang – barang ku yang ada disini. Memakai
jaket ku dan segera pergi dari ruangan ini hingga membuatnya terlihat sepi.
Park Na Ra pov*
“ara, aku akan naik pesawat yang
berikutnya saja kalau begitu. kalian duluan saja” ucapku pada eomma.
“ gwenchana ?” tanya nya padaku.
“eo, nan gwencahan. eomma palli”
tambahku. mereka pun berlalu meninggalkanku di bandara tokyo ini.
“hul, tadi buru – buru sekarang aku
yang ditinggal. Daebak !” umpatku, aku beranjak dan memilih untuk memesan tiket
berikutnya. pandanganku tertuju pada seseorang yang sedang mencoba mendahului
antrian tiket. nampak nya ia begitu terburu buru hingga ia mncoba menerobos
para antrian.
“agasshi, satu tiket tujuan seoul ,
korea. Is it right ?”
suara itu membuat ku terkejut dan
beralih dari pandanganku.
“eo, sorry, that’s wrong.. i want two
ticket “ucapku lalu kembali melihat namja tadi yang sedang diamankan security.
Petugas didepanku ini lalu menyerahkan
dua tiket pesawat menuju korea ini dan aku pun bergegas pergi.
Author
Pov*
Namja itu masih mencoba memaksa untuk
pergi dari tahanan para security di bandara itu. nampak nya ia sudah kesal dan
tak sabar pergi dari sana. tiba – tiba saja seorang gadis datang dan meminta
agar melepaskan namja tadi. akhirnya para security itu melepaskannya.
“ Thank you” ucap namja itu pada Na Ra.
“ arraseo aku tahu kau orang korea.
Igo !” ucap Na Ra lalu menyerahkan sebuah lembaran kecil.
“ ige mwo ya ?”tanya namja itu
terheran.
“ kau terlihat terburu – buru , jadi
aku beli dua sekalian “ ucap Na Ra.
namja itu kemudian mengambil tiket
itu. “ gomawo, kau sudah menolongku dua kali, ” ucap namja dingin lalu pergi.
“ hul, dingin sekali orang itu ? apa dia tak punya sopan
santun” keluh Na Ra. ia mengabaikan kata – katanya itu lalu pergi.
At Korea
Warna hitam dan juga berbagai karangan bunga menghiasi
rumah megah itu. beribu – ribu orang datang berjubel disana. bukan sebuah
pesta, melainkan itu adalah upacara pemakaman seseorang
Nampak disana seorang wanita paruh baya mengangis lemas
melihat foto yang terpajang didepan wajahnya itu. disampingnya duduk wanita
yang juga seusianya sedang mencoba menghibur wanita disebelahnya itu.
“ Kim wu ri, gemane ! biarkan dia tenang sekarang” ucap
wanita itu sembari mengelus rambut sahabatnya itu.
“ ye seol ah, kenapa dia pergi secepat ini , dia bahkan
belum sempat bertemu anaknya yang akan pulang dua tahun ini.. bagaimana dengan
myung so” isak wanita dengan tangisan yang masih menghiasi kata – katanya.
Suasana begitu menyedihkan. Orang yang datang dan pergi
hanya untuk mengatakan duka citanya tak pernah membuat mata wanit ayang bernama
jung wu ri itu kokh, Ia terus menatap foto suami nya dengan sedih, perasaan
duka yang benar – benar tak bisa diungkapkan dengan kata – kata.
“ eomma”
“myung so “ ucap wanita itu lemah yang melihat anak laki –
lakinya munul di hadapannya.
Raut wajahnya begitu menyedihkan. Ia berjalan pelan dan
memberikan penghormatan terakhirnya untuk ayah nya itu. mengusap air matanya
yang terus saja mengalir di pipinya.
“mianhae appa… cheongmal minahae” isak namja yang bernama
myung so itu. ia terus menangis melihat appa nya benar – benar sudah pergi.
Pergi untuk selamanya. Meninggalkan dia dan eommanya tinngal sendirian.
Namja itu merasa menyesal pada appanya. Apalagi saat ia
memilih untuk pindah sekolah ke jepang hanya karena ia tidak sependapat dengan
ayahnya yang ingin menjodohkannya itu. Dan hari itu sudah menjadi pertemuan
myung so dengan aapanya. Ayah yang dicintainya , ayah yang ia benci hanya
karena permintaannya yang membuat myung so kesal. Ayah yang membuatnya
menyesali semua perbuatannya.
Andai kata waktu saat itu bisa kembali, ia lebih memilih
untuk menuruti semua permintaan ayahnya itu. Myung so menyesal selama ini
selalu memaksakan kehendaknya sendiri. Hingga pilihan itu membuatnya menyesal
dan terluka karena dirinya sendiri.
Park Na Ra house
Na Ra terus diam dan mendengarkan semua ocehan dari eommanya itu. Ia
sendiri merasa bersalah karena tidak datang ke pemakaman sahabat appanya itu. Alasannya
karena taksi yang ia tumpangi mogok di jalan yang sepi.
“eomma jinja ! mana pernah aku bohong untuk hal seperti ini
!” ucapnya mengeluh karena eommanya terus mennyalahkan dia karena tidak datang
ke pemakaman.
“mianhae, cheonngmal mianhae !” ucapnya sekali lagi
meyakinkan eommanya itu.
“arrasseo ! tapi lain kali jangan pernah mengulangi hal
yang sama Na Ra!” tegas eommanya.
Na Ra hanya membalas sebuah anggukan kepala tanda ia menyutujui perkataan
eommanya itu.
“ dan ada satu hal yang eomma harus beritahukan padamu “
Yeoja itu mengerutkan keningnya dengan raut wajah terheran
– heran.
Eommanya pun duduk di samping Na Ra dan
melanjutkan kata – katanya
“Na Ra, kau tahu Kim Jong suk ahjussi kan,
sahabat ayahmu yang meninggal tadi?”
“eo ! waeyo ?”
“ jauh sebelum dia meninggal, dia dan appamu sudah punya
perjanjian penting “
Promise ? Na Ra merasa penasaran dengan apa yang di katakana
eommanya itu.
“ waktu kau kelas satu sma, appa mu sudah membicarakan
perjodohanmu dengan anak mereka ! dan
itu sudah menjadi amanat sekarang!” jelasnya pelan.
Mata Na Ra seketika membulat, penuh laksana bola basket yang benar – benar
bulat sepurna. “ eomma, jinnja ? kau tidak sedang bercanda dengan ku kan ?”
tanya Na Ra sambil menahan tawanya karena tak percaya dengan perkataan eommanya
itu.
“ itu benar Na Ra, appa sudah membicarkannya dengan eomma
mu. Dan itu adalah permintaan terakhir jong suk sebelum ia meninggal” jelas
appa Na Ra “ dan appa rasa itu adalah sebuah janji yang harus di tepati.
Sebuah penghormatan untuknya meski ia sudah meninggal!”
“mwo ? andwe ! aku tak pernah menyukai perjodohan ini eomma
! SHIREO! “ bantah Na Ra dengan keras.
“Na Ra aa ~.. kita tak bisa membatalkan itu, kau tahu kan itu janji
sebelum ia meninggal. Mana mungkin bisa membatalan perjanjian dengan orang yang
sudah meninggal !” tegas eommanya.
Dada Na Ra sesak . bagaimana mungkin orang tuanya membuat perjanjian konyol
yang tak pernah ia ketahui dan yang tak ia inginkan. Apalagi tentang perjodohan
untuknya. Ia benar – benar kecewa.
“eomma !” teriak Na Ra. ia benar – benar menangis saat itu.
apa yang harus ia lakukan. Masa depannya sudah ditentukan oleh kedua orang
tuanya.
“Na Ra kau tahu kan appa dan eomma mu tak pernah menuntut apa – apa dari
mu sejak kecil ? sekarang, kami hanya ingin kau menuruti permintaan kami sekali
ini. Hanya untuk ini “ pinta appanya.
Na Ra masih terdiam dalam tangisannya. Ia tak bisa berkata – kata lagi
saat itu. apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya menang benar. Selama ini Na
Ra selalu manja pada kedua orang tuanya itu. dan mereka sekalipun tak
pernah menuntut apa – apa dari Na Ra . Apa salah jika sekarang mereka menginginkan suatu
hal yang harus dilakukan Na Ra untuk mereka. Tapi kenapa harus perjodohan?
Tak kuasa menahan kesedihannya. Na Ra berlari
menuju kamarnya dan menguncinya rapat. Menumpahkan semua kesedihannya saat itu.
“eotthokae “ ucap yeoja itu dalam tangisannya.
Myung so pov
Aku tak pernah menyangka hal seperti akan terjadi. Meskipun
aku sering membantah apa yang dikatakan appa ku, tapi aku tak pernah
menginginkan hal ini. sekarang, hanya tertinggal penyesalan dalam hatiku.
Penyesalan yang tak mungkin akan hilang begitu saja.
Perjodohan ?
Apa aku harus
menerima perjodohan itu?
Apa dengan itu aku
bisa memperbaiki kesalahan ku?
Apa sekarang
giliranku membahagiakan eommaku ?
Fikiranku begitu kacau saat ini. kalau aku mengikuti
perjodohan ini, eomma pasti akan merasa lega karena melihat aku sudah berubah.
Tapi , bagaimana dengan perasaan ku sendiri ?
Aku sudah
punya seseorang yang kucintai. Wanita yang ku temui di jepang beberapa wakttu
yang lalu. Seorang yeoja yang lemah lembut, perhatian dan penuh kasih sayang.
Ia begitu peduli dengan orang lain.
Andai appa
ku masih hidup, dia pasti akan menyukai gadis itu.
Mianhae appa
. . . .
Na Ra pov*
Kutatap wajahku di cermin. Nampak bayangan ku berdiri tepat
di hadapanku. Balutan gaun putih yang kukenakan membuatku harus bertingkah
lembut malam ini.
“Na Ra a~.. palli..”
Suara itu laksana perintah untukku. Perintah untuk segera
turun, perintah untuk segera mengikuti satu permintaan untuknya, perintah untuk
mengikuti perjodohan yang tak ku suka. God, help me !
Akhirnya, dengan langkah gontai aku berjalan keluar. Malam
ini aku butuh kekuatan. Aku merasa kehidupan ku berikutnya akan terasa suram.
Layaknya merpati yang terkurung dalam sangkar milik majikannya.
“Na Ra a, yeppo !” tukas eomma ku.
Aku tetap tak menjawab pujian eomma. Pujian yang terasa
getir Karena aku tahu keinginan tersembunyi eommaku. Ia selama ini memang tak
pernah meminta apapun dariku, tapi haruskah ia meminta masa depanku, meminta
kehidupanku, sungguh, ini terasa tak begitu adil.
Akan jadi apa aku nanti ?
“ gomawo”
“ kajja ! kita berangkat sekarang saja” ucapnya sambil
menggandeng tanganku.
Diperjalanan, eomma terus saja menceritakan tentang namja
yang tak ku kenal itu. terlintas dalam benakku ingin tahu seperti apakah namja
yang diceritakan eomma sehingga ia begitu ingin menjodohkan ku dengannya. Aku
hanya terdiam mendengar ucapan eomma.
Author pov*
Jas biru yang myung so kenakan malam itu emmbuatnya nya
terlihat maskulin dengan sapu tangan merah yang tersampir di saku jasnya. Ia
terlihat bak pria dewasa ala eropa yang hendak mengikuti perjamuan makan besar.
Wajah tampan nya tak bisa disembunyikan begitu saja. Myung so memang selalu
terlihat tampan, bahkan dengan pakaian sesederhana apapun ia akan terlihat
mempesona. Meskipun sebenarnya ia tak tertarik dengan perjodohan itu,tapi
setidaknya ia tak memepermalukan eommanya untuk menjadi lebih buruk lagi.
“ myung so, kau pasti terkejut”
“ waeyo ?” tanya nya
Senyum manis terlintas di wajah Nyonya Kim “ kau tahu, anak
teman eomma begitu cantik. Ia gadis yang baik. Tak salah jika appa mu melilihnya
untuk menjadi calon istrimu” balasnya.
Myung so tersenyum meskipun ia terasa berat melakukan itu
semua. Aupalagi setelah kepergian appanya yang begitu tiba – tiba.
“ Wu Ri ah “ teriak seorang yeoja yang seumuran dengannya.
“ oh, wasseo ! “ balas nyonya kim setelah tahu kalau itu
adalah sahabatnya ye sol dan suaminya.
Mereka lantas menghampiri wu ri dan myung so.
“ mian, aku telat wu ri. Jalanan mulai macet”
“ dwaesseo. Kami juga belum lama disini” balas nyonya kim “
geunde.. diamana Park Na Ra? apa ia tak datang” tanya nya lagi saat ia tak
melihat wajah Na Ra.
“ ah, dia bilang dia ke kamar mandi dulu”
“ mungkin dia sedikit gugup untuk bertemu calon suaminya”
sela tuan kim
“ ah.. mungkin saja ! myung so, kau terlihat tampan sekali
malam ini”
“ ne, gomawo ahjumma” sapa myung so dengan lembut.
Balkon hotel
“Eothokae ? apa aku
siap dengan semua ini ?
Aku sungguh masih
belum sanggup “
Na Ra terus saja
mengoceh dalam hatinya. Batinnya masih tak ihklas ntuk menerima kenyataan itu. akhirnya
ia berjalan keluar dan mencari eommanya.
Ia melihat eommanya sedang duduk tesenyum bahagia dengan
orang – orang yang ada di sana. “michige” umpat Na Ra
“ eo ! Na Ra ah, wasseo ?” tanya eomanya saat ia tahu anaknya
sudah di sana
“ ne eomma” sahutnya datar dan langsung duduk di samping
eommanya. Ia melihat namja yangs eumuran dengannya saat itu masih menundukkan
wajahnya tanpa melihat kedatangannya.
Cih, apa dia juga tak menerima perjodohan ini? batin yu mi
“ Na Ra , kenalkan .. dia myung so” ucap nyonya kim pada Na Ra.
“a.. a .. annyeong” sapa Na Ra dengan
sedikit kaku. Seketika namja itu mengangkat wajahnya dan terkejut begitu
melihat yeoja yang akan di kenalkan padanya itu. Mereka terkejut satu sama
lain.
SESANGE !
Apa dunia sudah sesempit ini ???
*To Be Continued*
Mian ya, itu FF pertama saya
yang pake chapter. Cast nya asal – asalan. Iseng – iseng aja bikin ini pas lagi gila –
gilanya sama myung so. Happy Reading J
Mian kalau jelek. Coment juseyo
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar